Oleh: Subliyanto*
SALAH satu kewajiban kita sebagai orangtua adalah
memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak kita. Pendidikan sangat
penting untuk masa depan mereka. Apabila kita sebagai orangtua salah
dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak kita, maka akan berakibat
fatal. Tidak hanya fatal terhadap masa depan anak-anak kita, tapi juga
fatal terhadap kita sendiri kelak di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala.
Demikian juga sebaliknya jika kita sebagai orangtua
bersungguh-sungguh dalam memberikan pendidikan yang baik kepada
anak-anak kita, maka berarti kita sudah memberikan hadiah terbaik untuk
masa depan mereka, dan juga tentunya bernilai positif bagi diri kita
sebagai orangtua ketika dimintai pertanggung jawaban kelak di hadapan
Allah subhanahu wa ta’ala.
Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh Muhammad Rasulullah Shallahu
‘alaihi Wasallam tentang tiga amalan manusia yang tidak terputus ketika
ia mati. Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Apabila
manusia meninggal dunia maka amalnya terputus darinya kecuali tiga
perkara, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang
mendo’akan orangtuanya.” (HR.Muslim)
Untuk memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak kita,
setidaknya ada tiga pilar pendidikan utama yang harus kita ajarkan
kepada mereka, yaitu pendidikan tauhid, pendidikan akhlak, dan
pendidikan ibadah.
Pertama, pendidikan tauhid
Dalam pendidikan seharusnya orangtua mengenalkan anak-anak kita
dengan Allah subhanahu wa ta’ala sebagai penciptanya dan pencipta alam
semesta dan isinya, sehingga keimanan anak-anak kita kepada Allah
subhanhu wa ta’ala benar-benar melekat dan tertanam dengan kuat di hati
mereka. Allah subhanhu wa ta’ala berfirman :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani
itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah,
Pencipta Yang Paling Baik.” (QS.al-Mu’minun [23]: 12-14).
Dalam Al-Quran pula Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya. “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.” (QS: Luqman: 13)
Kedua, pendidikan akhlak
Pada pendidikan ini kita tanamkan karakter-karakter baik kepada
mereka, kita ajarkan dan kita bimbing anak-anak kita untuk memahami
tentang adab-adab dalam kehidupan mereka, baik adab kepada diri sendiri,
maupun adab terhadap orang lain, serta adab beramal dalam kehidupan
sosial mereka.
Pendidikan akhlak sangat penting dalam kehidupan manusia, karenanya Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik”. (HR. Abu Dawud).
Pendidikan akhlak telah diajarkan dalam Islam dan menjadi misi
diutusnya Muhammad Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam. Muhammad
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Al-Bazzar)
Dalam Siyar A’lamin Nubala’ karya Adz Dzahabi disebutkan bahwa ‘Abdullah bin Wahab pernah berkata : “Yang kami nukil dari (Imam) Malik lebih banyak dalam hal adab dibanding ilmunya.”
Imam Malik juga pernah berkata, “Dulu ibuku menyuruhku untuk duduk
bermajlis dengan Robi’ah Ibnu Abi ‘Abdirrahman -seorang fakih di kota
Madinah di masanya-. Ibuku berkata, “Pelajarilah adab darinya sebelum mengambil ilmunya.”
Adalah Imam Ibnu Qasim, salah satu murid senior Imam Malik
menyatakan, ”Aku telah mengabdi kepada Imam Malik bin Anas selama 20
tahun. Dari masa itu, 18 tahun aku mempelajari adab sedangkan sisanya 2
tahun untuk belajar ilmu”.
Ketiga, pendidikan ibadah
Pada pendidikan ini kita ajarkan dan kita bimbing anak-anak kita
untuk beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan syari’at yang telah
ditetapkan oleh Allah dan Muhammad Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam,
karena hakikat manusia yang sesungguhnya adalah sebagai ‘Abdullah,
yaitu hamba Allah yang senantiasa beribadah kepada Allah subhanhu wa
ta’ala dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala
larangannya.
Allah subhanhu wa ta’ala berfirman : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS:Adz-Dzariyat : 56)
Hendaknya sejak kecil putra-putri kita diajarkan bagaimana beribadah
dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Mulai dari tata cara bersuci, shalat, puasa serta beragam
ibadah lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Al-Bukhari).
“Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia
tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun
(bila tidak mau shalat-pen).”
Dengan melatih mereka dari dini, insya Allah ketika dewasa, mereka sudah terbiasa dengan ibadah-ibadah tersebut.
Ketiga pilar pendidikan utama di atas merupakan tiga mata rantai
pendidikan yang tidak bisa dipisahkan pelaksanaanya dalam kehidupan
manusia. Ketiganya saling melengkapi sehingga menjadi rangkaian
pendidikan yang utuh dan sempurna.
Jenjang kemampuan inilah yang menjadi filosofis lahirnya sebuah
lembaga pendidikan yang bernama sekolah yang bergerak dalam bidang
pendidikan dan dikelola secara tersruktur guna membantu kita para
orangtua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.
Lahirnya lembaga pendidikan yang bernama sekolah bukan berarti
menggugurkan kewajiban kita sebagai orangtua dalam memberikan pendidikan
secara langsung kepada anak-anak kita. Akan tetapi pendidikan utama
tetap bertumpu kepada kita sebagai orangtua.
Jika kita sebagai orangtua memberikan pendidikan yang baik kepada
anak-anak kita, baik secara langsung maupun melalui lembaga pendidikan
yang bernama sekolah, maka insya Allah kita akan melahirkan generasi
yang baik pula di masa yang akan datang, demikian juga sebaliknya. Wallahu A’lam.*

0 Komentar